Senin, 29 November 2010

APAKAH POLITIK JUGA BERDAMPAK NEGATIF PADA PENDIDIKAN...?

Salah satu pertanyaan yang populer di benak masyarakat tentang politik kini adalah (apa dampak politik bagi pendidikan ?).

Menurut pengalaman yang saya lihat secara nyata dan tanpa meniru kalimat lain adalah : (iya. Politik sangat berdampak pada pendidikan).
Mengapa demikian..?
Hal ini di sebabkan karena para oknum dalam instansi pendidikan ternyata juga banyak yang suka dalam bermain politik. Sayangnya, politik yang di gemari adalah pola politik yang sebenarnya sedikit melenceng.

Saling menjatuhkan dan saling mengincar itu sudah lazim adanya dalam kehidupan pemerintahan di lingkup lingkungan pemerintahan daerah, provinsi bahkan pusat sekalipun. Hal ini yang menyebabkan budaya politik indonesia jauh melenceng dari asas politik yang sebenarnya. Ketidak siapan mengakui kemenangan lawan dan ketidak terimaan dalam mengakui kekalahan sudah menjadi budaya dalam hal ini.

Kemudian satu hal lagi yang sangat memperihatinkan yaitu berdampaknya politik pada bidang Pendidikan. Sangat fatal apabila saya ungkap disini. Maka dari itu, cukup kulitnya saja yang kita kupas.

Pendidikan formal adalah senjata satu-satunya bagi bangsa yang dalam taraf berkembang seperti Indonesia. Sehingga hal itu mudah untuk melahirkan banyak politikus-politikus handal yang pola pikirnya akan lebih mengarah sesuai dengan apa yang di dapatnya di sekolah. Yang baik ya akan baik, dan yang buruk susah akan menjadi baik.

Salah satu hal yang sangat memperihatinkan adalah, ketika pendidikan sudah menjadi ajang permainan oknum para politikus untuk mempertajam taring dan mencari popularitas individual, maka hal-hal lain akan terabaikkan salah satunya adalah proses pengajaran.
Lalu mau dibawa kemana generasi kita sekarang?.
Dampak politik terhadap pendidikan sebenarnya banyak positifnya. Tetapi jika dampak negatifnya lebih berpengaruh, maka akan menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi kita untuk menyuarakan, kemana kita seharusnya mengadu? Karna ini untuk kelanjutan dan masa depan anak anak kita serta nasib bangsa.

Berpikirlah secara dewasa, serta mari kita merenungi siapakah diri kita, dan siapakah yang menjadi seseorang yang menjadi pilihan kita dan mengapa kita mempercayakan sebuah kekuasaan kepada seseorang itu.

Suara hati nurani adalah suara bangsa yang tulus tanpa ada profokasi, dan itulah yang disebut kemenangan mutlak.

1 komentar: